harga pohon zaitun Rp.350.000
info pemesanan iwan bibit buah nurserry
Referensi : Tiga pasang mata itu tak berkedip selama beberapa detik. Di hadapan Fendi Salim, Joko Sumarsono, dan Faisal Alhasni—para kolektor buah itu—2 pohon zaitun berbuah. Mereka pantas takjub karena Olea europaea itu tumbuh di kebun Teddy Soelistyo di Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. “Kami benar-benar tak percaya melihat zaitun dapat berbuah. Selama ini kami hanya memelihara zaitun sebagai koleksi atau untuk dipetik daunnya sebagai campuran teh,” kata Fendi, kolektor tanaman dari Jakarta. Daun kerabat melati itu memang dipercaya berkhasiat obat. Fendi yang bergabung dengan Komunitas Tin dan Zaitun di jejaring sosial di dunia maya itu penggemar tanaman yang disebutkan dalam kitab suci. “Meski dahulu tahu tak mungkin berbuah, saya tetap pelihara zaitun untuk kebanggaan. Tidak semua orang punya pohon ini di rumahnya,” kata Fendi. Zaitun memang menjadi simbol status sosial karena saat ini harganya mahal yaitu Rp750.000—Rp1.500.000 per pohon ukuran 1 m. Varietas genjah Kabar tentang 2 tanaman zaitun berbuah—meski masing-masing hanya sebuah berukuran sebiji jagung—menghebohkan para kolektor tanaman buah. Saat Teddy mengunggah foto zaitun yang berbuah itu di jejaring sosial, 31 kolektor menyukai dan 16 lainnya berkomentar kagum. “Saya bertahun-tahun pelihara, tapi selalu gagal membuahkan. Mungkin iklim Indonesia kurang ekstrem untuk membuahkan zaitun. Bila di Parung dapat berbuah, itu bukan aneh, tapi hebat,” kata Sulis, pemilik Nurseri Kebun Buah Tin di Surabaya, Jawa Timur. Maklum, selama ini pohon lambang perdamaian abadi itu tanaman padang pasir yang tumbuh di daerah panas dan kering sehingga sulit berbuah di iklim tropis. Di Timur Tengah pekebun memanen buah zaitun, lalu mengirim ke pabrik pengolah yang memproses buah menjadi minyak olive yang dipercaya berkhasiat untuk kesehatan tubuh. Menurut Gregori Garnadi Hambali, pakar buah di Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, perbedaan iklim di habitat asli zaitun dengan di Indonesia membuat tidak semua varietas yang ditanam di tanahair dapat tumbuh baik. Contohnya zaitun berumur puluhan tahun di Kebun Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat. Meski hidup, sosok pohon tak pernah besar. Begitu juga zaitun koleksi Wawan Kustiawan di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, dan Eddy Soesanto, di Bogor, Jawa Barat. Sosok zaitun milik mereka ringkih, hidup segan mati tak mau. Jika zaitun di kebun Teddy berbuah, memang bukan varietas biasa yang banyak ditanam kolektor di tanahair. Ia tergolong jenis genjah alias cepat berbuah. Olea europaea itu berasal dari bibit setek dari kebun Benara di Australia. Dari Benua Kanguru, Teddy membesarkan bibit dan memperbanyaknya diJawa Barat, 3—4 tahun silam. “Ada 7 varietas zaitun yang didatangkan, tapi baru satu varietas yang terbukti berbuah.
Berbuahnya zaitun bukan lagi kabar burung atau kabar di dunia maya,” kata Eddy Soesanto yang langsung meluncur ke Karawang karena tak percaya mengetahui kabar itu hanya dari jejaring sosial. Menurut Teddy kini menanti munculnya buah zaitun di tabulampot atau pekarangan bukan lagi mimpi di siang bolong. Ia bisa menjadi nyata.
http://trubusgroup.co.id/index.php?option=com_k2&view=item&id=170:zaitun-berbuah-di-bogor&Itemid=61&tmpl=component&print=1
http://www.oliveaustralia.com.au/About_Olive_Trees/Olive_Cultivars/olive_cultivars.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar